Berita Parlemen

Yan Mandenas Sosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan di Distrik Muara Tami, Kota Jayapura

images 1

JAYAPURA, Fraksigerindra.id —  Anggota MPR RI dari Fraksi Gerindra, Yan Mandenas, menggelar sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Senin (24/2/2025). Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh perempuan, serta jemaat dari beberapa gereja setempat. Sosialisasi ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman masyarakat mengenai nilai-nilai kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam kesempatan tersebut, Yan Mandenas menekankan pentingnya Pancasila sebagai perekat keberagaman di Papua. Ia secara khusus menyoroti sila pertama, “Ketuhanan Yang Maha Esa,” sebagai landasan utama dalam menjaga persatuan dan kesatuan masyarakat. Menurutnya, nilai-nilai agama mengajarkan sikap saling menghormati, mengasihi, dan bekerja sama demi kesejahteraan bersama.

“Sebagai implementasi dari sila pertama Pancasila, agama berperan penting dalam membentuk karakter masyarakat yang berakhlak mulia dan bertanggung jawab. Di tengah keberagaman suku dan budaya di Papua, ajaran agama harus menjadi pedoman untuk memperkuat nilai toleransi, gotong royong, serta cinta kasih,” ujar Yan.

Selain menekankan peran agama, Yan juga mengingatkan pentingnya pemahaman dan pengamalan Empat Pilar Kebangsaan, yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika. Ia menegaskan bahwa pemahaman terhadap nilai-nilai kebangsaan semakin relevan di tengah berbagai tantangan.
“Dengan memahami dan mengamalkan nilai-nilai kebangsaan, masyarakat dapat tetap bersatu meskipun memiliki perbedaan suku, agama, dan budaya. Oleh karena itu, edukasi tentang Empat Pilar Kebangsaan harus terus digalakkan agar masyarakat tetap memiliki rasa nasionalisme yang kuat,” jelasnya.

Yan Mandenas juga menyoroti program pemerintah, seperti Program Makan Bergizi Gratis, sebagai bentuk kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat Papua. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak Papua dan memastikan mereka mendapatkan akses terhadap makanan sehat. Ia berharap kebijakan ini berjalan dengan baik sehingga manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat Papua.

Dalam situasi maraknya protes terhadap kebijakan pemerintah, termasuk penghematan anggaran dan implementasi program sosial, Yan Mandenas mengajak masyarakat untuk tetap menjaga persatuan dan menghindari perpecahan. Menurutnya, perbedaan harus dilihat sebagai kekayaan bangsa yang harus dijaga dengan penuh kesadaran dan rasa saling menghormati.

“Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan bertujuan untuk memperkuat rasa kebersamaan serta menanamkan pemahaman bahwa kita adalah satu bangsa, satu tanah air, dan satu tujuan. Terlebih di tengah berbagai polemik terkait kebijakan pemerintah, masyarakat harus tetap menjaga persatuan,” tambah Yan.

Lebih lanjut, Yan Mandenas menekankan pentingnya Undang-Undang Otonomi Khusus (Otsus) yang harus benar-benar berpihak kepada Orang Asli Papua. Menurutnya, peraturan daerah yang dibuat harus selalu mengedepankan kepentingan masyarakat Papua, terutama dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan ekonomi.

“Undang-Undang Otonomi Khusus (Otsus) harus benar-benar berpihak kepada kepentingan Orang Asli Papua, bukan hanya sebatas kebijakan di atas kertas. Implementasi Otsus harus diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua melalui pendidikan, kesehatan, dan ekonomi yang lebih baik. Pemerintah daerah perlu memastikan bahwa kebijakan yang dibuatnya memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Papua. Dengan demikian, Otsus dapat menjadi alat untuk meningkatkan kualitas hidup Orang Asli Papua,” kata Yan.

Dalam sesi diskusi bersama peserta, Yan Mandenas kembali menegaskan bahwa Pancasila bukan hanya sekadar konsep, tetapi harus menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Ia menyoroti sila ketiga, “Persatuan Indonesia,” sebagai dasar utama dalam menjaga keutuhan bangsa, khususnya di tengah tantangan sosial dan ekonomi yang dihadapi saat ini.

“Saya mengajak seluruh masyarakat Papua untuk menjadikan Pancasila sebagai dasar dalam bertindak dan bersikap. Jangan sampai perbedaan justru memecah belah kita. Kita harus bersatu untuk membangun Papua yang lebih maju,” ungkapnya.

Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *