JAKARTA, Fraksigerindra.id — Anggota Fraksi Partai Gerindra DPR RI Kamrussamad mengatakan, kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) akan berdampak perlambatan sektor riil. Ia mengingatkan, bersamaan dengan naiknya suku bunga, BI juga harus mempersiapkan langkah mitigasi.
Kamrussamad menjelaskan, kondisi moneter Indonesia saat ini memang menghadapi dua tekanan sekaligus. Tekanan eksternal dari kenaikan suku bunga bank sentral AS dan tekanan internal dari eskalasi inflasi.
“Inflasi inti kita sudah mencapai 3,04 persen secara tahunan. Inflasi inti merupakan indikator penting permintaan dan penawaran masyarakat yang sesungguhnya. Daya beli kian melemah,” ungkap Kamrussamad. Lebih lanjut ia mengatakan “Namun, kita perlu hati-hati dampak dari kenaikan suku bunga ini bisa memperlambat kinerja sektor riil,”.
Menurut Legislator asal DKI Jakarta ini, akibat kenaikan suku bunga, minat pelaku usaha meminjam dari perbankan akan menurun, begitu pula dengan kredit konsumsi. Tak hanya itu, kenaikan suku bunga, akan menyebabkan likuiditas berkurang. Lanjutnya lagi, kombinasi berkurangnya likuiditas dan daya beli yang menurun akan membawa risiko lanjutan pada pelambatan pertumbuhan ekonomi.
“Kondisi ini akan membuat sektor riil, di usaha, perlu melakukan penyesuaian sehingga tetap bisa survive sampai terjadi keseimbangan baru,” ucap Kamrussamad.
“Karena itu, BI perlu juga menyiapkan langkah-langkah mitigasi dari dampak kenaikan suku bunga ini. Sektor riil harus tetap memiliki ruang tumbuh yang luas,” pungkasnya.