Padang, Fraksigerindra.id — Sebagai ketua pelaksana percepatan penurunan angka stunting, saat ini Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memiliki tugas berat. Yaitu menurunkan dari 27% saat ini, menjadi 14% tahun 2024 mendatang. Beratnya tugas BKKBN, terungkap saat sosialisasi pendataan keluarga dan kelompok sasaran bangga kencana bersama mitra tahun 2021, Sabtu (13/11/2021) di halaman kantor Camat Kuranji kota Padang.

Anggota Komisi IX DPR RI, Dr. Suir Syam,M.Kes,MMR menghawatirkan kondisi pandemic covid-19 yang sudah hampir 2 tahun melanda negeri ini, akan memicu peningkatan stunting. Sehingga tugas BKKBN yang dibebankan presiden Joko Widodo menurunkan angka stunting menjadi semakin berat.

“Semua sisi kena dampaknya termasuk ekonomi, ekonomi menurun, pendapatan masyarakat juga jauh menurun, akibatnya tentu gizi anak-anak juga terganggu, sehingga stunting pasti meningkat, makanya kita memberikan sosialisasi lagi bagaimana ibu bapaknya strateginya supaya anaknya tidak stunting,” kata Suir Syam.

Stunting menjadi prioritas pemerintah untuk ditekan, dengan target 14 persen tahun 2024. Sebab jika stunting masih tinggi di negeri yang kaya sumber daya alam ini, dikhawatirkan masa depan bangsa ini akan menjadi suram, karena generasi penerusnya tidak produktif.

Menurut Kepala Perwakilan BKKBN Sumatera Barat, Fatmawati, stunting atau lebih dikenal kondisi anak yang gagal tumbuh, disebabkan karena kurangnya asupan gizi yang diterima anak sejak dalam kandungan. Salah satu cirinya yaitu tubuh anak yang terlihat lebih pendek dibanding anak seusianya.

Pandemi covid-19 yang hampir dua tahun ini melanda tanah air, semakin mempersulit tugas BKKBN menekan angka stunting. Namun dengan kerjasama semua pihak, serta dukungan yang kuat dari Komisi IX DPR RI, Fatmawati yakin tugas tersebut bisa dilaksanakan dengan baik bersama timnya.

“Target 14% persen tahun 2024 tersebut memang sangat ambisius, tapi kita yakin dengan kerja keras bersama lintas sector tentunya ini akan bisa teratasi, salah satunya kami sudah membentuk TPK (Tenaga Pendamping Keluarga) merekrut 200 ribu tim seluru Indonesia, utk kota Padang sendiri sekitar 400 san kalau tidak salah, tim tersebut akan bekerja di nagari-nagari dari hulu sampai ke hilir,” ucap Fatmawati.

Fatmawati juga menjelaskan, tugas tim tersebut juga akan memberikan penyuluhan kepada calon penganten, calon ibu.

“Yang anemi akan diberikan tablet tambah darah, dan yang mal nutrisi akan dilaporkan kepada RT atau jorong setempat, untuk diinterfensi penambahan makanan tambahan, sehingga pada saat mau menikah itu sudah siap,” lanutnya.

 

Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *