JAKARTA, Fraksigerindra.id — Anggota DPR RI Fraksi Gerindra Andre Rosiade mengomentari rencana jajaran PT KCI impor kereta bekas Jepang. Menurut Andre, KCI tidak jujur dalam urusan ini dan pejabat BUMN masih bermental impor.
“Menurut saya KCI tidak jujur. Mereka hanya bicara kebutuhan 10 kereta di 2023, padahal mereka mengajukan Surat Persetujuan Impor untuk 2023 dan 2024: 120 KRL di 2023 dan 228 KRL di 2024,” kata Andre, Senin (6/3/2023)
Menurut Andre, KCI seakan-akan memaksa pemerintah untuk menyetujui kereta bekas Jepang, dengan alasan waktu yang terlalu mepet untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Sekarang mereka seakan-akan ‘memaksa’ pemerintah untuk menyetujui karena waktu mepet untuk kebutuhan pelayanan ke masyarakat, atau agar layanan masyarakat tidak terganggu. 120 KRL bekas di 2023 dan 228 KRL bekas di 2024. KRL bekas bikinan 1994. Bayangkan, untuk pelayanan rakyat Indonesia dikasih barang bekas. Ini kan memalukan,” kata Andre.
Legislator Gerindra asal Sumatera Barat ini meyakini Indonesia bisa memproduksi kereta sendiri, tapi pejabat BUMN terkait malah bermental impor.
“Bangsa ini bisa dan mampu memproduksi, tapi pejabat BUMN-nya masih bermental tukang impor,” kata Andre.
Anggota Komisi VI DPR RI ini mendorong Menteri BUMN Erick Thohir menginvestigasi dan mengevaluasi manajemen KCI dan KAI.
“Saya meminta menteri BUMN lakukan investigasi dan audit BPKP dan evaluasi manajemen KCI dan KAI yang bermental tukang impor. Sudah tahu ada kebutuhan di 2023 dan 2024, seharusnya mereka sudah pesan dari jauh-jauh hari. Emangnya ini kayak beli kacang goreng,” kata Andre Rosiade.