JAKARTA, Fraksigerindra.id — Pengangguran masih menjadi persoalan serius di Jakarta Barat. Anggota Komisi XI DPR RI Kamrussamad mengungkapkan bahwa di Jakarta Barat, asal daerah pemilihannya, banyak suara dari warga yang ditemuinya mengeluhkan sulitnya mendapatkan pekerjaan setelah di PHK di tahun 2020 ketika masa-masa awal pandemi.
āKalau dibandingkan sebelum dan sesudah pandemi, kenaikan pengangguran di Jakarta Barat hampir dua kali lipat. Kita pakai data dari BPS (Badan Pusat Statistik), tahun 2019 (sebelum pandemi Covid-19) tingkat pengangguran terbuka 5,21 persen, tahun 2020 10,10 persen.ā
āBahkan dari catatan Pemerintah Jakarta, sejak awal pandemiĀ pada 2020 hinggaĀ September 2021, jumlahĀ pengangguranĀ di Jakarta Barat meningkat sebanyak 40 ribu orang. Peningkatan ituĀ lantaran selama pandemi banyak karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja.ā
āKalau dilihat di level Provinsi, memang tingkat pengangguran terbuka (TPT) DKI Jakarta pada 2021 menurun dibanding tahun 2020. Dari 10,95 persen menjadi 8,5 persen. Ada penurunan 2,45 persen. Namun demikian, TPT di Jakarta masih berada di atas TPT nasional yakni sebesar 6.49 persen.ā
āMeski TPT di Jakarta menurun, Saya melihat Pemerintah Jakarta harus tetap waspada. Riset Organisasi Buruh Internasional (ILO) menunjukkan pasar tenaga kerja menurun dan memprediksi berlanjutnya defisit jumlah jam kerja dibandingkan prapandemi. Berdasarkan hasil World Employment and Social Outlook Trends 2022 (WESO Trends), kendati sudah membaik dibandingkan pada 2021, tingkat partisipasi angkatan kerja global 2022 diproyeksikan tetap di bawah 2019. Dan kondisi itu masih akan berlanjut sampai 2023.ā