Berita Parlemen

Jaga Harga Pangan Stabil, Koordinasi Antar Kementerian dan Lembaga Perlu Ditingkatkan

Anggota Komisi VI DPR RI Khilmi saat mengikuti Rapat Kerja Raker dengan Kementerian Perdagangan 20250304091241

JAKARTA, Fraksigerindra.id — Menjelang Ramadan tahun 2025, harga sejumlah komoditas pangan seperti beras, cabai, dan daging sapi mengalami kenaikan di berbagai daerah. Kenaikan ini terjadi meskipun stok pangan dalam negeri, seperti beras, minyak goreng, dan gula, dinilai masih dalam kondisi melimpah.

Dalam Rapat Kerja (Raker) dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Direktur Utama Perum Bulog di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Anggota Komisi VI DPR RI Khilmi mengungkapkan keheranannya atas fluktuasi harga yang kerap terjadi menjelang hari besar, termasuk Ramadan, Natal, dan Tahun Baru.

“Jadi saya ini sampai heran ya selama dua periode lebih dikit ini kita di Komisi VI selalu menghadapi hal-hal yang seperti ini terus, padahal beras, cadangan beras kita ini paling sedikit 1,2 juta ton, minyak goreng, gula, produk kita di dalam negeri juga besar, tetapi kita kan selalu menghadapi di hari-hari besar kayak begini itu selalu terjadi,” ungkap Khilmi dalam pertemuan tersebut.

Khilmi menilai, jika perencanaan dilakukan dengan baik, kenaikan harga pangan seharusnya dapat dihindari. Ia menyoroti peran Kemendag yang telah menyediakan alokasi dan menetapkan harga pengawasan untuk komoditas pangan. Meski demikian, fenomena kenaikan harga tetap terjadi.

“Kenapa ini sering terjadi? Padahal Kementerian Perdagangan juga sudah menyediakan alokasi, misalnya minyak goreng, gula, beras, itu kan sudah dicadangkan gitu loh, harga yang diawasi, komoditas yang diawasi oleh Kementerian Perdagangan itu bahwa harga ini tidak boleh melebihi dari yang ditentukan,” tambahnya.

Selain itu, Khilmi menyoroti lemahnya koordinasi antar kementerian terkait. Ia mengkritik bahwa koordinasi yang hanya dilakukan selama 3-4 hari menjelang Ramadan dinilai tidak cukup untuk mengatasi masalah harga pangan yang berdampak pada 270 juta penduduk Indonesia. Menurutnya, koordinasi semacam itu harus dilakukan secara berkelanjutan agar masalah fluktuasi harga dapat diantisipasi lebih efektif.

“Inilah yang harus dibuat kajian yang serius, bagaimana harga pangan yang telah di-protek harganya oleh pemerintah ini tidak jadi naik turun,” lanjut Politisi Fraksi Partai Gerindra tersebut.

Kehadiran pasokan pangan yang melimpah seharusnya menjadi dasar untuk menjaga stabilitas harga. Namun, kejadian kenaikan harga di masa-masa hari besar menunjukkan perlunya evaluasi mendalam terhadap mekanisme distribusi dan koordinasi antar lembaga pemerintah guna melindungi konsumen dari dampak inflasi yang tidak diinginkan.

Sementara itu, pihak Kemendag dan Perum Bulog diharapkan memberikan respons dan solusi nyata untuk mengatasi permasalahan ini, agar stabilitas harga pangan dapat terjaga dan tidak mengganggu kesejahteraan masyarakat menjelang momen-momen penting dalam kalender nasional.

Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *