JAKARTA, Fraksigerindra.id — Saat ini dunia memasuki revolusi industri 4.0 di mana terjadi perubahan cepat pada teknologi, industri, dan pola serta proses masyarakat di abad ke-21 akibat meningkatnya interkonektivitas dan otomatisasi. Sebagai generasi yang hidup di era ini, kita dituntut untuk memahami, menggunakan, dan memanfaatkan teknologi tersebut dalam kehidupan sehari-hari agar dapat bersaing seiring pesatnya pertumbuhan dan kemajuan teknologi tersebut di seluruh dunia.

Teknologi tentu penting, tetapi lebih penting dari teknologi adalah menyiapkan sumber daya manusia yang unggul sehingga lebih siap untuk menyesuaikan diri dengan perubahan. Demikian disampaikan Hj. Himmatul Aliyah, S.Sos., M.Si. dalam orasi ilmiah di hadapan wisudawan dan wisudawati pada Sidang Terbuka Pimpinan Universitas Ibnu Chaldun dalam rangka Wisuda Program Sarjana Tahun Akademik 2020/2021 yang diadakan di Jakarta pada Rabu (22/12/2021).

Dalam orasinya, anggota Komisi X DPR RI ini menyampaikan sejumlah kualitas yang perlu dimiliki agar terbangun sumber daya unggul di era digital. Pertama, penting memiliki karakter. “Karakter yang kuat perlu dimiliki oleh generasi kita di masa depan mengingat kehidupan di masa depan yang makin dinamis,” ungkap Himma. Himma menyebut tiga karakter penting yang sejalan dengan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam UUD NRI pasal 31 ayat (3), yakni beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia.

Kualitas kedua menurut Himma adalah kompetensi kognitif. “Kompetensi kognitif ini antara lain meliputi kemampuan berpikir logis, berpikir kritis, berpikir kreatif, berpikir abstrak, merencanakan, menyelesaikan masalah (problem solving), mempelajari hal baru, dan belajar dari pengalaman,” ujar Himma.

Kualitas ketiga adalah penguasaan sejumlah soft-skill yang penting di era digital, di antaranya komunikasi interpersonal, kecerdasan emosional, kolaborasi, adaptif, dan berkarya secara inovatif dan orisinal. Dipadu dengan kemampuan kognitif, literasi digital termasuk dalam soft-skill yang dibutuhkan di era ini.

Kualitas keempat adalah penguasaan teknologi digital. Seiring dengan penerapan teknologi digital di sejumlah bidang kehidupan sebagai konsekuensi transformasi digital, menurut Himma penting untuk mengusai teknologi digital, tidak sekedar menggunakannya namun juga memanfaatkannya untuk mendorong pertumbuhan sosial dan ekonomi masyarakat.

Di akhir orasi, anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI ini berpesan kepada wisudawan dan wisudawati bahwa meskipun telah menyandang gelar sarjana, tetap harus terus belajar, karena menjadi sarjana berarti selalu belajar. Ini selaras dengan ungkapan filsuf, sosiolog, dan sejarawan Abū Zayd ‘Abd ar-Raḥmān ibn Muḥammad ibn Khaldūn al-Ḥaḍramī atau yang dikenal dengan Ibnu Khaldun (1332-1406), tokoh besar yang namanya digunakan sebagai nama kampus Universitas Ibnu Chaldun, “Manusia pada dasarnya bodoh, dan menjadi terpelajar dengan memperoleh pengetahuan”.

Usai orasi ilmiah, Ketua Dewan Pembina Yayasan Pembina Pendidikan Ibnu Chaldun (YPPIC) Prof Anshari Ritonga menyerahkan plakat penghargaan kepada Himma. Setelah itu, Rektor Universitas Ibnu Chaldun Prof Musni Umar menyerahkan piagam penghargaan kepada Himma sebagai Tokoh Perempuan Peduli Pendidikan. Penghargaan yang sama diberikan kepada Dra. Tina Nur Alam, M.Si.

Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *