JAKARTA, Fraksigerindra.id — Dalam rangka kunjungan kerja anggota DPR RI pada masa reses, Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra Hj. Himmatul Aliyah, S.Sos., M.Si. berkunjung dan berdialog bersama pengurus dan anggota Yayasan Kampung Silat Petukangan di Kelurahan Petukangan Utara, Jakarta Selatan, pada Rabu, 21 April 2021. Kunjungan kerja tersebut dilakukan untuk menyerap aspirasi terkait pembinaan kebudayaan di Jakarta khususnya silat beksi yang merupakan salah satu aliran silat khas Betawi.

Pada kesempatan tersebut, Ketua Umum Yayasan Kampung Silat Petukangan Naufal Haryawan mengungkapkan bahwa dirinya sudah bertemu dengan sejumlah pihak untuk memperjuangkan Petukangan sebagai Kampung Silat Beksi di Jakarta. “Silat Beksi sendiri telah dicatat menjadi Warisan Budaya Tak Benda DKI Jakarta oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang ditanda tangani oleh Anies Baswedan sebagai menteri saat itu. Kehadiran Bu Himma di sini diharapkan menjadi benang merah yang mempercepat terwujudnya Petukangan sebagai Kampung Silat Beksi,” ungkap Naufal.

Naufal juga menyoroti perlunya muatan lokal diajarkan di sekolah-sekolah di Jakarta. Ia berharap agar jangan sampai muatan lokal budaya di Jakarta hilang dari bangku sekolah. “Kalau di Jawa Barat Bahasa Sunda masuk sebagai muatan lokal, kami di Jakarta tidak punya. Kami meminta agar muatan lokal khasanah budaya Betawi masuk dalam mata pelajaran di sekolah-sekolah di Jakarta,” ungkapnya. Adanya muatan lokal ini, lanjut Naufal, tentu bisa memberdayakan para pegiat budaya dengan menjadikan mereka sebagai guru di sekolah-sekolah di Jakarta.

Naufal menambahkan bahwa dirinya merasa miris saat mengunjungi sekolah-sekolah negeri di Jakarta. Di sana tidak ada alat musik tradisional khas Jakarta seperti gambang kromong dan tanjidor. Dirinya mengakui kalau memang alat musik tradisonal khas Jakarta tersebut lebih mahal dibandingkan dengan alat musik tradisional dari daerah lain, misalnya gamelan.

Menanggapi paparan tersebut, Himma menyampaikan terima kasih atas aspirasi yang disampaikan. Himma berjanji akan mendorong dan berusaha agar harapan dan cita-cita menjadikan Petukangan sebagai Kampung Silat Beksi di Jakarta dapat segera terwujud. “Saya akan berusaha agar perjuangan ini membuahkan hasil,” imbuhnya.

HIMMATUL ALIYAH 2

Terkait muatan lokal, Himma menjelaskan bahwa selama ini muatan lokal hanya sebatas bahasa, padahal seharusnya lebih dari itu. Himma mencontohkan, ada sebuah kampung di Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara, di mana anak-anak di sana dikumpulkan di tempat yang disebut Sekolah Laut. Di sana, lanjut Himma, anak-anak dididik kecakapan hidup terkait bahari, misalnya bagaimana menangkap ikan di laut dan merawat laut.

“Ini contoh muatan lokal yang sesuai dengan kebutuhan hidup anak-anak di daerahnya. Di Jakarta, karena masyarakatnya beragam, carilah muatan lokal yang mampu mendidik kemandirian hidup anak-anak. (Silat beksi) ini merupakan pendidikan karakter yang bagus, menjadi sekolah kehidupan bagi anak-anak,” ujar Himma.

Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *