JAKARTA, Fraksigerindra.id — Anggota DPR RI Komisi XII sekaligus Anggota MPR RI dari Partai Gerindra, H. Rokhmat Ardiyan mengapresiasi penyelenggaraan Jambore Penyuluh Pertanian se-Jawa Barat yang berlangsung di Kebun Raya Kuningan (KRK), Selasa (29/4/2025). Acara tersebut dihadiri Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan.
Politisi asal Daerah Pemilihan Jawa Barat X (Kuningan, Ciamis, Banjar, dan Pangandaran) ini menyebut kegiatan tersebut sebagai momentum penting dalam memperkuat komitmen bersama menuju swasembada pangan nasional.
“Presiden Prabowo telah menekankan pentingnya swasembada pangan, termasuk menjaga kelestarian alam dan lingkungan. Ini demi masa depan bangsa Indonesia di bidang lingkungan hidup,” ujar Rokhmat yang juga menjabat sebagai Kapoksi Komisi XII DPR RI.
Ia juga mengapresiasi peran para penyuluh pertanian di Kabupaten Kuningan dan menekankan pentingnya dukungan berkelanjutan terhadap mereka sebagai bagian dari program unggulan Presiden Prabowo.
Dalam kesempatan yang sama, Rokhmat Ardiyan menyoroti potensi besar Kebun Raya Kuningan sebagai aset lingkungan dan ekonomi yang harus dijaga.
“Selain indah dan sejuk, KRK memiliki berbagai jenis pohon dan harus dirawat. Airnya harus tetap jernih, udaranya sejuk. Ini warisan untuk anak cucu kita,” ungkapnya.
Ia menyebut manfaat KRK tidak hanya dari sisi ekologi, tetapi juga berdampak ekonomi bagi masyarakat sekitar. Oleh karena itu, dirinya berkomitmen untuk mendorong alokasi anggaran guna memperbaiki infrastruktur jalan menuju KRK.
“Permasalahan utama KRK adalah akses jalan yang masih sulit dilalui, terutama untuk kendaraan besar seperti bus. Tidak ada penerangan jalan, dan ini menyulitkan pengunjung. Kami di DPR RI siap mendorong pemerintah pusat dan daerah agar infrastruktur ini segera dibenahi,” tambahnya.
Rokhmat juga mengungkapkan bahwa Menko Zulkifli Hasan menilai KRK sebagai aset penting milik Kabupaten Kuningan yang harus dioptimalkan manfaatnya.
Dalam isu lingkungan lainnya, Rokhmat Ardiyan menyoroti persoalan pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ciniru, Kuningan. Ia menilai masalah ini sebagai persoalan serius yang tidak hanya terjadi di Kuningan, tetapi juga di berbagai wilayah lain di Jawa Barat dan dunia.
“Lahan TPA sangat terbatas, infrastruktur jalan ke lokasi melewati pemukiman, dan kendaraan pengangkut sudah tua. Hal ini harus mendapat perhatian. Selain itu, kesejahteraan para pengangkut sampah juga penting agar mereka memiliki etos kerja yang lebih baik,” jelasnya.