JAKARTA, Fraksigerindra.id — Anggota DPR dari Fraksi Gerindra, Mulyadi, menyoroti dugaan keberadaan mafia dalam tata kelola minyak dan gas (migas) di Indonesia. Dalam rapat kerja dengan jajaran direksi Pertamina dan Komisi VI DPR pada Selasa (11/3), Mulyadi mengungkapkan bahwa dirinya telah mencurigai praktik mafia migas sejak menjabat di Komisi VII DPR periode 2009-2014.
“Saya mensinyalir terindikasi ada mafia migas. Lalu saya cetuskan tata kelola harus dilakukan revolusi energi. Alhamdulillah hari ini indikasi mafia terbukti. Bahkan ada kolaborasi internal dan eksternal,” ujar Mulyadi.
Dalam rapat tersebut, Mulyadi juga menegaskan dukungannya terhadap Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, yang baru menjabat selama tiga bulan. Menurutnya, Pertamina harus didukung dalam upaya membersihkan mafia di internal perusahaan, sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto.
“Genderang perang itu sudah dipukul oleh presiden untuk membersihkan negara ini, maka kita semua harus mendukung Pertamina,” tegasnya.
Selain itu, Mulyadi juga menyinggung mantan Komisaris Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang belakangan vokal terkait dugaan korupsi di Pertamina Patra Niaga. Ia mempertanyakan sikap Ahok yang baru bersuara setelah kasus tersebut diungkap oleh penegak hukum.
“Karena saya kira kalau ada mantan komisaris, teriak-teriak di luar bahwa itu bisa dilaksanakan dari dulu, saya justru mempertanyakan,” kata Mulyadi di hadapan Dirut Pertamina.
Mulyadi menyoroti fakta bahwa selama menjabat sebagai komisaris, Ahok tetap menikmati fasilitas dan gaji dari Pertamina. Ia mempertanyakan mengapa Ahok tidak mengungkap dugaan korupsi tersebut saat masih berada di dalam jajaran komisaris.
“Mereka menikmati tidak itu fasilitas dan gaji sebagai komisaris? Nah itu dia, tapi kenapa teriak-teriak? Padahal di UU Perseroan Terbatas, komisaris itu tugasnya memagari dan mengamankan kepentingan pemegang saham,” ujarnya.
Menurut Mulyadi, sikap yang ditunjukkan Ahok terkesan hanya mencari panggung politik.”Orang cuma cari panggung atau apa? Tapi fasilitas dan gaji dan seterusnya dia terima,” pungkasnya.