MAKASSAR, Fraksigerindra.id — Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani dan rombongan bersilaturahmi dengan Ustaz Das’ad Latif di Makassar. Ustaz Das’ad Latif, yang merupakan ulama kondang asal Sulawesi Selatan, memberi nasihat kepada Partai Gerindra.
Dalam keterangan yang diterima, Senin (11/10/2021), Muzani didampingi sejumlah anggota DPR RI Gerindra, seperti Prasetyo Hadi dan Husni, dalam pertemuan dengan Ustaz Das’ad Latif. Turut hadir Ketua DPD Gerindra Sulsel Andi Iwan Darmawan Aras. Kemudian jajaran DPP Gerindra yang turut hadir di antaranya Ketua DPP Danang Wicaksana dan Wasekjen Fauzi Badilah.
“Saya bersama kawan-kawan Partai Gerindra bersilaturahmi dengan Ustaz di Makassar. Silaturahmi ini bagian dari cara kami untuk selalu dekat dengan orang-orang yang menjadi mata hati masyarakat,” kata Muzani.
“Dalam pandangan kami, ulama, ustaz, habaib, kiai adalah mata hati masyarakat. Mereka merupakan orang-orang yang selalu dilingkari oleh masyarakat dari berbagai lapisan. Merekalah yang tahu tentang keadaan masyarakat. Karena itu, sebagai pimpinan partai, kami merasa perlu banyak tahu apa yang sedang terjadi di masyarakat. Caranya dengan kami mendekatkan diri kepada tokoh-tokoh yang dianggap menjadi simbol masyarakat, seperti Ustaz Das’ad Lafif,” imbuh Wakil Ketua MPR itu.
Muzani mengatakan perjuangan politik memiliki tantangan dan godaan yang berat. Tapi perjuangan politik juga memiliki efektivitas dan manfaat yang sangat besar bagi pembangunan dan perubahan masyarakat. Maka, nasihat dari orang-orang yang selalu dekat dengan masyarakat sangat diperlukan. Gerindra adalah partai rakyat, maka cara mendekatkan diri salah satunya adalah mereka yang menjadi simbol masyarakat.
“Kami memilih jalur perjuangan di medan politik. Sementara Ustaz berjuang di medan dakwah. Perjuangan di medan politik penting bagi kami untuk terus diingatkan, agar kami konsisten dalam perjuangan. Antara niat suci perjuangan dengan jalan perjuangan menuju tujuan. Karena godaan dan tantangan amatlah besar berjuang di medan ini. Untuk itu nasihat dari para alim dan orang soleh seperti Ustaz Das’ad penting bagi kami. Supaya kami terus diingatkan,” katanya.
Menurut Muzani, model dakwah seperti Ustaz Das’ad perlu ditiru dalam perjuangan politik. Dalam banyak ceramahnya, masyarakat sering diingatkan tentang berbagai kesalahan dan kekurangan tapi dengan cara yang ringan dan jenaka. Jadi kesadaran untuk menyadari kekurangannya tumbuh dari cara ustaz menyampaikan. Akibatnya, keinginan untuk memperbaiki diri terdorong dari kesadaran sendiri.
Merespons Muzani, Ustaz Das’ad Latif setuju dengan apa yang disampaikan Sekjen Gerindra itu, bahwa seorang politikus tidak boleh jauh-jauh dari ulama. Nasihat soal anggaran dan ulama kemudian disampaikan sang ustaz.
“Saya sepakat dengan apa yang disampaikan Pak Sekjen bahwa politisi jangan jauh-jauh dari ulama. Misalnya, kalau sebelum pembentukan anggaran ketemu dulu lah dengan ulama, meminta masukan terkait apa yang dibutuhkan masyarakat. Jangan nanti ribut dulu baru undang ulama,” kata Ustaz Das’ad Latif.
Pun dengan ulama demikian, dalam berdakwah seorang ulama tidak boleh memilih-milih medan dakwahnya. Jika pilah-pilih, kata Ustaz Das’ad Latif, mungkin Islam tidak akan masuk Indonesia. Dia kemudian menyarankan partai politik senantiasa dekat dengan ulama dalam setiap perjuangan politiknya.
“Sebaiknya pandangan seperti ini (politik dekat dengan ulama) dijadikan tradisi semua partai. Keliru, kalau seorang anggota DPR itu tidak memudahkan dia masuk surga, keliru itu. Dia punya kekuasaan. Dunia politik itu sangat dekat dengan godaan karena ada kekuasaan. Dakwah dengan kekuasaan jauh lebih efektif. Itulah yang saya lakukan, berdakwah di depan para pejabat negara. Seperti yang diungkapkan Umar bin Khatab bahwa mustahil kau bisa laksanakan syariah tanpa kekuasaan,” tutup Ustaz Das’ad Latif.