JAKARTA, Fraksigerindra.id — Komitmen Anggota DPR RI Fraksi Gerindra Sutan Adil Hendra (SAH) dalam memerangi stunting di Provinsi Jambi mendapat Apresiasi dari berbagai komponen masyarakat. Salah satu yang mengapresiasi Komitmen SAH adalah tokoh agama dan adat Kabupaten Kerinci H. Ismail Idris. Ismail Idris mengatakan Jambi beruntung memiliki Anggota DPR RI sekaliber SAH karena berkomitmen kerja keras dalam pengentasan stunting.

Menurut mantan Kadis Pendidikan Kerinci itu, ketika SAH menjadi anggota Komisi IX DPR RI, ia memerangi stunting di sektor hulu, dengan jalan memperjuangkan beasiswa bagi ratusan ribu pelajar SD, SMP, SMU hingga perguruan tinggi.

“Dana beasiswa yang diberikan SAH tidak hanya mampu meningkatkan kualitas pendidikan, tapi juga mampu memperbaiki mutu asupan makanan dari pelajar Jambi  sehingga angka stunting bisa ditekan dengan program pemerintah lain,” ungkapnya.

Dari sisi hilir SAH itu aktif melakukan berbagai kegiatan bersama mitra kerja baik BKKBN maupun Kemenkes dalam memerangi angka stunting. Salah satu usaha terbaru Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Jambi itu adalah melalakukan program kampanye penurunan stunting di Kabupaten Kerinci. Sebelumnya, SAH juga melakukan kampanye stunting di Kabupaten Muaro.

Sebagaimana diketahui Kabupaten Muaro Jambi dan Kerinci merupakan dua kabupaten dengan stunting tertinggi di Provinsi Jambi.

Dalam kesempatan lain, SAH menjelaskan bahwa pemerintah menargetkan prevalensi stunting di tahun 2024 sebesar 14 persen. Dengan angka stunting di tahun 2021 sebesar 24,4 persen maka untuk mencapai target tersebut diperlukan penurunan 2,7 persen di setiap tahunnya.

Menurut SAH untuk mencapai target tersebut pemerintah melakukan dua intervensi holistik yaitu intervensi spesifik dan intervensi sensitif. Intervensi spesifik ditujukan kepada anak dalam 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) dan kepada ibu sebelum dan di masa kehamilan, yang umumnya dilakukan di sektor kesehatan. Sedangkan intervensi sensitif dilakukan melalui berbagai kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan yang dilakukan lintas lembaga.

“Untuk menurunkan stunting, 30 persen bergantung kepada intervensi spesifik (dan) 70 persen bergantung kepada intervensi sensitif,” jelasnya.

Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *