JAKARTA, Fraksigerindra.id — Anggota Komisi V DPR RI Sudewo mengatakan kota Medan membutuhkan pelayanan ekstra sehingga dibutuhkan terminal tipe A seperti Terminal Amplas. Ia pun mendorong agar Terminal Pinang Baris dapat segera dibenahi seperti Terminal Amplas.
“Kota Medan ini kota yang cukup besar sampai di kota-kota provinsi butuh pelayanan ekstra, medan ke aceh,medan kepekanbaru, medan ke padang, dan lain sebagainya menurut saya tidak cukup dilayanin dengan 1 terminal tipe A yaitu terminal amplas tetapi bisa dengan terminal lain seperti terminal pinang baris atau lainnya,” ujar Sudewo saat Komisi V kunjungan kerja di kkota Medan, Sumatera Utara, Selasa (26/9/2023).
Menurut Sudewo, cukup representative apabila kota Medan yang begitu besar dilayani dengan 2 terminal tipe A. Pembanahan terminal Pinang Baris sangat penting dilaksanakan secepat mungkin.
“Saya mendorong dirjen perhubungan darat untuk segera membenahi Terminal Pinang Baris menjadi terminal yang modern jangan sampai terlalu lama agar bisa memberikan pelayanan yang maksimal,” imbuhnya.
Sudewo menilai Terminal Amplas di kota Medan yang dibangun untuk mengurangi kemacetan dan mengatasi illegal terminal telah memiliki sarana dan prasarana yang cukup bagus. Selain itu, Terminal Amplas juga multifungsi untuk mendorong kegiatan UMKM di kota Medan.
“Kalau dalam hal terminal dari sarana dan prasarana kita bisa memberikan penilaian secara langsung sudah cukup bagus, tetapi fungsi lain dalam hal mengatasi kemacetan di kota Medan dan juga untuk menertibkan illegal terminal belum bisa kita nilai sekarang, masih butuh waktu untuk melihat semua itu, apakah itu bisa dijawab atau tidak,” jelasnya.
Politisi Fraksi Partai Gerindra itu juga telah mendorong agar Kementerian Perhubungan dan Pemerintah kota Medan dapat mengakomodir setiap keluhan masyarakat terhadap adanya terminal operasional itu. Hal ini agar dapat menjadi bahan evaluasi bagi Terminal Amplas untuk terus memperbaiki pelayanannya.
“Apa yang diinginkan masyarakat dan apa saja yg diinginkan pemilik angkutan, kru angkutan juga itu harus didengar sebagai bahan evaluasi, kalau perlu adanya evaluasi dalam penyelenggaraan terminal ini ya kita revisi, misal desain nya, kebijakan pelayanannya. Dan semua itu harus kita sesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat sebagai pengguna terminal,” tandasnya.