MAKASAR, Fraksigerindra.id — Menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak, Partai Gerindra siap All Out dalam memenangkan kader terbaiknya di Pemilihan Wali Kota Makassar. Ada beberapa nama kuat yang berpotensi diusung oleh Partai Gerindra Kota Makassar diantaranya Mantan Bupati Sinjai Andi Seto Gadhista Asapa, Ketua DPC Partai Gerindra sekaligus Anggota DPRD Kota Makassar 4 Priode Erik Horas, dan Adam Muhammad Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan.

Nama-nama tersebut menrupakan kader-kader terbaik dari partai Gerindra dan memiliki segudang prestasi selama menduduki jabatannya masing-masing. Salah satu Anggota Dewan Terpilih dari partai Gerindra Dapil 3 Tamalanrea-Biringkanaya, Idris mengatakan bahwa sebagai partai besar sudah seharusnya kami mengusung kader sendiri untuk maju di Pilkada Makassar.

“Gerindra hari ini partai besar, Ketua Umum kami Presiden Terpilih, maka seharusnya memang mengajukan kader sendiri demi terjadinya kesinambungan program dan stabilitas pemerintahan dari pusat sampai daerah,” ucap Idris yang juga sebagai ketua PAC Gerindra Kecamatan Tamalanrea.

Lebih lanjut, Idris juga mengatakan bahwa selaku anggota dewan terpilih dari Makassar Timur (Maktim) siap memenangkan kandidat yang diusung oleh DPP partai Gerindra.Menurutnya, saat ini kader Partai Gerindra dari Makassar Timur yang secara struktur Partai telah terbentuk dan solid.

“Kalau kami 8 kelurahan di Kecamatan Tamalanrea kompak dan solid terhadap perintah partai dan saya yakin begitu juga dengan 14 Kecamatan yang lain di kota Makassar” tegas Idris

Idris juga menyampaikan kesiapan kader Partai Gerindra di Makassar Timur ini matang karena sudah terbina selama 4 tahun oleh Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, Adam Muhammad.

“Selama 4 tahun Pak Adam sudah bina kita di Makassar Timur dan menanamkan dasar politik Partai Gerindra serta politik yang progresif yang melawan pola pola pragmatisme di lapangan,” sambung Idris

Idris juga berharap Gerindra mengutmakan mengusung kader dalam kontestasi pemilihan wali kota Makassar dan tidak lagi membuka ruang kepada kandidat-kandidat yang tidak bisa komitmen.

“Kalau saya harusmi kader yang didorong karna sudah banyak pengalaman pak, ada kandidat sudah dibantu mati-matian giliran sudah jadi, eh malah ganti warna, sudah itu menekan kiri kanan, contoh saja saya yang jadi korban intervensi dan akhirnya harus diganti jadi ketua RW,” bebernya sambil teersenyum.

Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *