JAKARTA, Fraksigerindra.id — Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon berharap agar Inter Paliamentary-Union (IPU) Task Force segera mengambil langkah konkret dengan menghadirkan Rusia dan Ukraina di meja perundingan. Hal tersebut disampaikan Fadli pada pertemuan IPU Task Force yang diselenggarakan secara virtual, Selasa (13/12/2022).

“Kita sudah mencoba menghadirkan Rusia dan Ukraina untuk membangun kesepahaman mengenai urgensi untuk menghentikan perang. Kita sudah coba lakukan itu pada saat pertemuan P20, G20, dan juga Sidang Umum IPU di Kigali,” ujar Fadli.

Selain itu, Fadli yang juga merupakan Anggota Task Force perwakilan wilayah Asia Pasifik mengusulkan agar IPU Task Force membuka komunikasi dengan berbagai pihak selain luar Rusia dan Ukraina.

Hal tersebut penting sebagai upaya dalam  menyampaikan pesan perdamaian. “Kita perlu meng-highlight beberapa masalah yang menghambat terjadinya negosiasi dan yang memperpanjang perang. Isu-isu seperti pasokan persenjataan Barat ke Ukraina serta sanksi Barat terhadap politik dan ekonomi Rusia saat ini sudah tidak berfungsi sama sekali,” tuturnya.

Dalam pertemuan yang dipimpin oleh Presiden IPU Task Force Ali AL Nuaimi itu, semua anggota Task Force sepakat melakukan berbagai cara agar bisa segera mencapai dialog trilateral. IPU Task Force juga akan segara mendorong Rusia dan Ukraina untuk melakukan genjatan senjata.

Sebagai informasi, IPU Task Force dibentuk berdasarkan resolusi Sidang Umum IPU ke-144 di Nusa Dua, Bali. IPU Task Force telah menjalankan misinya untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina dengan mengedepankan dialog dan diplomasi parlemen. Pada bulan Juli lalu, Task Force telah mengunjungi Kiev dan Moskow dan melakukan serangkaian dialog dengan parlemen kedua negara.

Ini merupakan pertemuan ketujuh sejak Task Force pertama kali dibentuk pada bulan Maret lalu atau sebulan pasca mulainya serangan Rusia ke wilayah Ukraina pada 24 Februari 2022. Pertemuan tersebut membahas beberapa poin penting terkait tindak lanjut Task Force dalam upaya mengakhiri konflik antara Rusia dan Ukraina.

Show Comments (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *