JAYAPURA, Fraksigerindra.id — Anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra Yan Mandenas mengsosialisakan Empat Pilar Kebangsaan kepada masyarakat Jayapura, Sabtu (20/5/2023). Di hadapan Warga, Yan Mandenas mengatakan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah harga mati.
Awal sosialiasi Yan menyebut dan menjelaskan empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika, sebagai perekat dan pemersatu elemen bangsa.
“Kita memiliki empat pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, UUD Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Empat pilar kebangsaan ini sebagai tiang penyangga bangsa, supaya rumah yang bernama Indonesia tetap tegak berdiri”, jelas Yan.
Anggota Komisi I DPR RI ini, kemudian menjelaskan secara rinci tentang inti setiap pilar kebangsaan.
“Isi dari empat pilar kebangsaan adalah Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara, UUD Tahun 1945 sebagai Konstitusi Negara, NKRI sebagai bentuk negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan Negara Kesatuan Republik Indonesia”, ungkap Yan.
Lebih jauh Legislator asal Papua ini menjelaskan bahwa, empat pilar kebangsaan adalah elemen perekat setiap suku, ras, dan agama.
“Empat pilar kebangsaan adalah elemen perekat yang mempersatukan semua suku bangsa di Indonesia. Empat pilar kebangsaan menjadi tiang penyangga rumah besar yang bernama Indonesia,” kata Ketua Harian Gerakan Kristiani Indonesia Raya ini.
Menurut Yan, dengan adanya empat pilar kebangsaan, tidak boleh ada ideologi lain yang bertumbuh di Indonesia. NKRI menjadi harga mati dan tidak bisa ditawar.
“Adanya empat Pilar Kebangsaan, berarti tidak ada ideologi lain selain Pancasila yang bertumbuh di Indonesia, apalagi ideologi yang hanya membolehkan kelompok tertentu hidup di Indonesia. NKRI adalah harga mati, karena itu tidak boleh golongan tertentu memisahkan diri dari Indonesia”, tegas Yan.
Pada Kesempatan yang sama, Yan juga berharap kepada anak muda Jayapura untuk memiliki jiwa pejuang dan berkarakter sesuai dengan jati diri Indonesia.
“Sebanyak 2,6 juta penduduk atau 60 persen lebih masyarakat Papua adalah anak muda. Saya berharap anak muda Papua memiliki jiwa pejuang untuk merebut masa depan dan berkarakter pancasialis. Anak muda Papua yang merupakan porsi terbesar penduduk harus berwawasan luas dan kejar pendidikan setinggi-tingginya. Orang muda Papua harus bisa dan menjadi penentu kemajuan Papua di masa depan,” tutup Yan.