BANDUNG, Fraksigerindra.id — Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani bersilaturahmi ke kediaman ulama sepuh yang juga Ketua MUI Kota Bandung, Prof. Dr. KH Miftah Farid, pada Sabtu (23/4/2022) malam. Turut serta dalam kunjungan ini Ketua DPD Gerindra Jabar M Taufik Hidayat, anggota DPR RI Gerindra Sodik Mujahid dan Prasetyo Hadi, serta sejumlah anggota DPRD Gerindra Jabar.
Dihadapan dosen senior ITB mata kuliah agama Islam, Muzani menjelaskan maksud silaturahmi di bulan ramadhan itu. Menurutnya, penting bagi sebuah partai politik seperti Gerindra untuk terus menjaga komunikasi dengan para ulama dan tokoh masyarakat dalam berjuang membela rakyat dan bangsa. Agar perjuangannya bisa sesuai dengan yang diharapkan rakyat. Di sisi lain, lanjut Muzani, keharmonisan dalam menyerap aspirasi rakyat bisa tetap terjaga.
“Ulama adalah teladan rakyat, mata hati rakyat, tempat rakyat berkeluh kesah. Sebab itu jabatan-jabatan publik yang diemban kader partai baik di eksekutif maupun legislatif merasa perlu untuk terus mejuga hubungan dengan para ulama, kiai, dan tokoh masyarakat. KH Miftah ulama senior yang sudah puluhan tahun bergerak di tengah masyarakat melalui jalur dakwah dan pendidikan di kampus ITB. Nasihat dan petuahnya didengar oleh khalayak banyak,” ujar Muzani di lokasi.
Tak lupa Sekjen Partai Gerindra ini juga menyampaikan salam hormat dari Ketua Umumnya, Prabowo Subianto kepada Prof. Dr. KH Miftah Farid.
Partai politik seperti Gerindra memiliki tugas untuk memperjuangkan kepentingan rakyat. Hal itu disampaikan Kiai Miftah mengawali pesan-pesannya. Ada orang yang merasa rugi karena hanya bisa membantu sedikit orang. Tapi dengan jabatan publik yang dimiliki seseorang dalam kapasitas apapun, maka seseorang itu bisa membantu jauh lebih besar menjangkau rakyat.
“Itu sebabnya jabatan publik sering kali diperebutkan karena nilai strategisnya. Jadi kemuliaan bisa dibangun dari jabatan ini. Tapi sebaliknya jika kita salah menggunakan jabatan ini, kerusakan akan terjadi di tengah masyarakat. Termasuk bagi orang yang memegang jabatan itu,” ujar KH. Miftah Farid.
“Karena sesunggunya, kewenangan yang diberikan dari sebuah jabatan amatlah besar. Masalahnya, bagaimana para pemegang kebijakan menggunakan kewenangan itu untuk membantu banyak orang. Sebaik-baik orang adalah mereka yang bermanfaat untuk orang lain,” imbuhnya.
KH Miftah Farid adalah tokoh dan ulama sepuh Jawa Barat yang sudah menjadi dosen senior di ITB untuk matakuliah agama Islam selama 50 tahun. Sejak dulu dakwah-dakwahnya memiliki pengaruh yang cukup kuat di tengah masyarakat. Karena kesejukan kata dan kalimat dalam memberikan nasihat.