JAKARTA, Fraksigerindra.id — Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, mengajak generasi muda menjadi entrepreneur dengan menciptakan bisnis atau usaha sendiri, daripada bergantung kepada pemerintah dalam mencari pekerjaan. Menurutnya, menjadi entrepreneur dimulai dengan peta kemampuan kita.
“Kalau punya kreativitas, jadilah pengusaha, jadilah entrepreneur, daripada ngomel nggak ada kerjaan, bikin kerjaan buat teman-teman. Kalau, misalnya, lo bisa masak, bikinlah bisnis kuliner, bisa jahit, bikinlah bisnis fesyen,” kata Saraswati di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (26/2/2024).
Menurutnya, jika generasi muda masih mengharapkan lowongan pekerjaan dari pemerintah, hal itu mencerminkan pola pikir era kolonial, di mana rakyat bergantung pada pemimpinnya atau priyayi untuk memberikan pekerjaan.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa di era teknologi yang semakin maju, anak muda sebaiknya tidak hanya mengandalkan sektor-sektor industri yang telah melewati masa otomasi. Menurutnya, masih banyak sektor bisnis lain yang potensial untuk dikembangkan.
“Walaupun dengan catatan sebenarnya banyak yang nanti akan secara industri itu besar. Agroindustri pasti akan tetap besar dan diprediksi akan meningkat, karena food security kita salah satu fokus utamanya Presiden,” ujar Saraswati.
Selain mendorong generasi muda untuk berwirausaha, Rahayu juga mengajak mereka untuk mengelola keuangan dengan berinvestasi. Ia menilai bahwa hanya mengandalkan tabungan atau uang yang disimpan tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan finansial di masa depan.
“Kalau masih dengan pemikiran seperti itu, nanti 10 tahun kemudian udah saatnya anak-anaknya masuk kuliah, duitnya nggak cukup. Caranya adalah investasi,” ucapnya.
Rahayu juga menyoroti langkah pemerintah yang telah meresmikan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Menurutnya, Presiden Prabowo Subianto memiliki target yang jelas terhadap badan investasi tersebut.
Ia menjelaskan bahwa dari sekian banyak dana yang diinvestasikan, pemerintah menargetkan agar badan tersebut dapat menghasilkan dividen berkali-kali lipat. Pemerintah juga merencanakan berbagai megaproyek yang investasinya akan dikelola oleh Danantara, salah satunya proyek hilirisasi.
“Ada 20 sampai 25 yang akan diinvestasikan, salah satunya untuk bauksit, dan segala macam hilirisasi yang nilai tambahnya untuk ekonomi Indonesia itu bisa sampai 32 kali lipat,” tuturnya.