JAKARTA, Fraksigerindra.id — Komisi VII DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kepala Badan Pengatur Hilir (BPH) Minyak dan Gas Bumi, serta beberapa perusahaan penyedia BBM, seperti PT Pertamina Patra Niaga, PT AKR, PT Vivo Energi, Shell Indonesia, dan ExxonMobil.
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Bambang Haryadi menjelaskan, rapat ini guna membahas kinerja industri hilir migas, penjelasan terkait standar BBM (RON) dan mekanisme penjualan BBM. “Hari ini Komisi VII melaksanakan RDP dengan penjelasan kinerja industri hilir migas, penjelasan standar BBM atau yang kita sebut RON dan mekanisme penjualannya,” kata Bambang saat membuka RDP di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Kamis (8/12/2022).
Politisi Partai Gerindra itu menjelaskan, pada tahun 2021, pemerintah optimistis proyek industri hilir migas tetap positif hingga tahun 2024 mendatang. Adapun investasi hilir migas untuk pengangkutan dan penyimpanan niaga diproyeksikan akan terus meningkat menjadi 9,181 miliar dolar AS pada 2022, 11,22 miliar dolar AS pada 2023, dan 10,77 miliar dolar AS pada 2024. Adapun integrasi pengembangan hilir migas dengan industri petrokimia diharapkan akan mendorong peningkatan pemenuhan standar Euro 5 dan Euro 6 yang minim karbon. Hal ini sebagai bagian dari komitmen untuk mencapai target net zero emission pada 2060.
“Sinergi dengan hal tersebut proyeksi surplus neraca gas bumi dalam satu dekade mendatang menjadi berita baik mengingat gas bumi relatif bersih, murah, mudah dan aman sehingga berperan sebagai compliment dalam transisi energi. Untuk itu Komisi VII ingin mendengar penjelasan secara menyeluruh mengenai kinerja industri hilir, standar BBM dengan oktan dan mekanisme penyediaan distribusi, serta mata rantai penjualan produk hilir dan lainnya,” tutup Legislator Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Timur IV tersebut.
Dalam paparannya kepada Komisi VII DPR RI, Kepala BPH Migas Erika Retnowati melaporkan realisasi penyaluran jenis BBM khusus penugasan (JBKP) Pertalite sudah mencapai 26,90 juta kiloliter atau 89,94 persen dari kuota yang ditetapkan sebesar 29,92 juta kiloliter hingga Oktober 2022. Pertalite telah tersalurkan 26,90 juta kiloliter atau 89,94 persen dari kuota. Adapun, prognosa penyaluran bensin dengan nilai oktan (RON) 90 itu hingga akhir tahun diperkirakan 29,40 juta kiloliter atau 98,29 persen dari kuota yang dialokasikan.
Di sisi lain, realisasi penyaluran jenis BBM tertentu (JBT) Solar telah mencapai di angka 16,02 juta kiloliter atau 89,86 persen dari kuota yang ditetapkan. Erika mengatakan, prognosa konsumsi Solar hingga akhir tahun menyentuh di angka 17,51 juta kiloliter atau 98,2 persen dari kuota awal. “Diperkirakan sampai dengan akhir Desember 2022, minyak solar akan tersalurkan sebesar 17,51 juta kiloliter, kemudian minyak tanah 0,49 juta kiloliter dan Pertalite 29,51 juta kiloliter,” kata Erika.