JAKARTA, Fraksigerindra.id — Jelang HUT ke-15 Partai Gerindra, Sekjen Ahmad Muzani bersama jajaran pengurus bersilaturahmi ke kediaman Ketua Umum pertama Partai Gerindra, Prof Suhardi, di Yogyakarta.
Muzani menyampaikan permohonan maaf dari Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto kepada keluarga Prof Suhardi karena berhalangan hadir.
“Pak Prabowo Ketua Umum dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra manyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada Ibu Hardi dan keluarga besar almarhum Prof Suhardi. Beliau berdoa mudah-mudahan keluarga besar almarhum Prof Suhardi diberikan kesehatan dan kekuatan oleh Allah SWT. Beliau juga menyampaikan salam hormat untuk keluarga almarhum,” kata Muzani dalam, Minggu (5/2/2023).
Muzani mengulas rumah Joglo milik almarhum yang menjadi saksi terbentuknya Partai Gerindra. Di pendopo tersebut menjadi titik awal tentang gagasan, pemikiran, dan pandangan dari almarhum terkait partai.
“Di tempat ini, Prof Suhardi memikirkan tentang bagaimana berdirinya sebuah partai. Apa namanya, apa lambangnya, apa visinya, bagaimana pandangan-pandangannya ke depan. Di tempat ini dirumuskan dan kemudian pemikiran-pemikiran itu disampaikan kepada Pak Prabowo tentang hal-hal yang sudah diputuskan Pak Hardi,” jelas Muzani.
Muzani menyebut, Prof Suhardi sebagai tokoh yang konsisten dalam perjuangan. Perjuangan Prof Suhardi, lanjut Muzani terus relevan samapai saat ini.
“Beliau sangat konsisten dalam perjuangan. Kadang seorang pemimpin berbicara yang tidak relevan ketika massanya. Tapi setelah pemimpin itu tiada, maka perkataan-perkataannya itu menjadi relevan sekian tahun setelahnya. Itu terbukti dari ucapan-ucapan Bung Karno, Bung Hatta, dan pahlawan lainnya,” papar Muzani.
Wakil Ketua MPR RI ini menjelaskan bahwa Prof Suhardi selalu mengkampanyekan konsumsi umbi-umbian, karena menghemat devisa negara.
“Dulu Pak Suhardi selalu mengkampanyekan untuk tidak mengkonsumsi gandum dan menggantinya dengan umbi-umbian. Karena itu dinilai bisa menghemat devisa negara, menjaga tubuh tetap sehat, dan menggairahkan ekonomi rakyat. Mungkin dulu ucapan itu sering dipandang sebelah mata, tapi sekarang terbukti bahwa pemikiran beliau saat ini sangat relevan,” imbuhnya.